Aku Rindu..

Sebentar lagi bulan mei, bulan kelahiran mu dan juga tahun kedua perpisahan kita tapi aku tidak bisa memulai hidup ku yang baru. Aku rindu padamu sungguh sangat amat rindu. Jefri benar itu nama mu, nama yang tidak bisa ku hapus sedikitpun dari ingatan ku. Aku tau kebahagiaan sudah melimpah pada diri mu, kini hanya aku yang paling menderita, rasa menyesakkan seluruh dada yang setiap malam aku rasakan, rasanya aku manusia yang paling tidak beruntung setelah perpisahan kita. 

Aku orang yang paling mnyedihkan, melihat mu dari sosial media istri mu, melihat sosok malaikat kecil yang hadir dalam kehidupan mu, aku bahagia sekaligus sedih karena bukan aku yang menjadi ibu dari malaikat-malaikat kecil mu. Hidup seperti apa yang harus aku jalani saat ini? mengapa pergi meninggalkan aku sendiri disini, tau kah kamu aku tak bisa melupakan satu detik pun tentang mu, aku tak bisa bernapas lega.

Aku rindu, tapi hanya bisa menangis sampai aku kelelahan dan tertidur dengan air mata yang mengering di kedua pipi ku keesokan paginya, jangan menangis mantra itu yang selalu ku lafal setiap kali aku mengingat apapun tentang mu, bisa tidak aku memutar waktu dan meminta mu untuk tidak pergi, tau kah dirimu aku sangat mencintai mu? hingga saat ini aku pilih untuk sndiri memulihkan keadaan hati yang sudah tak menentu. 

Aku patah, hancur lebur tak bersisa 

Cara ku utuk bahagia

Ku fikir seluruh hati ku sudah tak mengingikan mu, tapi pada akhirnya aku adalah orang yang paling menyedihkan. Bagian terbesar dalam keiginanku sudah tak lagi bisa ku jaga dengan baik, sebenarmya aku sedang berpura-pura mengikhlaskan mu, aku rindu pada seseorang yang sudah dengan bijaksana memilih untuk pergi karena bersama ku sudah tak memberi sebuah kebaikan lagi. Awalnya aku memang terpukul jatuh sejatuh-jatuhnya tapi sebuah keyakinann yang paling kau yakini bahwa setelah hujan past ada pelangi dan juga kedua senyum Mereka yang selalu mendoakan aku di sepertiga malam yang selalu menguatkan kau lebih dari apapun.

Aku menyerah

Putus asa yang seperti apa sesunguhnya sedang memburu ku, aku benar-benar lelah untuk berpura-pura kuat, bagaimana bisa wanita selemah aku bisa menghadapi dunia yang kejam dan tidka adil ini, bolehkah aku menangis, benar-benar menangis melepaskan semua beban yang sedang memenuhi pundakku, aku lelah Tuhan. Tidak bisakah aku berhenti saja sampai disini? bagaimana aku bisa bangkit dari depresi yang sedang ku hadapi, apakah aku boleh mengakhiri lebih cepat lagi dari waktu yang sudah Engkau gariskan.

Anak seperti apa aku ini, hanya bisa membuat kedua orang tua ku bersedih gagal dalam segala hal, bahkan aku gagal menjadi seorang anak yang berbakti. Bagaimana aku bisa melewati waktu yang panjang jika aku saja sudah menyerah begini. Aku lelah Tuhan, peran yang sedang ku jalani tidak bisa ku lewati dengan baik, terlau menyulitkan kan ku, aku ingin berhenti saja.